BUDIDAYA ENTOK SEBAGAI ALTERNATIF PEMENUHAN PROTEIN HEWANI

Oleh : drh. DHIKRI LAILATUL MUFIDAH

Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar melalui Program Anti Kemiskinan melakukan kegiatan peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat dengan cara pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat miskin dan menghubungkan masyarakat miskin penerima program dengan mitra usaha sebagai penampung/pembeli hasil produksi. Masyarakat penerima program akan mendapatkan fasilitasi pelatihan kewirausahaan peternakan serta mendapatkan bantuan sarana prasarana produksi berupa bahan material pelatihan. Masyarakat penerima program selain mendapatkan pelatihan kewirausahaan juga akan mendapatkan pembinaan dan pendampingan oleh Konsultan Teknis Kecamatan (KTK), serta akan mendapatkan bimbingan teknis dari Mitra Usaha terkait dengan standar kualitas produk yang dihasilkan dan pemasarannya. Program Anti Kemiskinan pada bidang peternakan salah satunya yaitu budidaya entok sebagai alternatif bidang usaha, karena entok merupakan salah satu ternak di daerah Blitar yang saat ini mulai banyak digemari.

 

Ternak entok merupakan jenis unggas air yang memiliki pertumbuhan dan persentase karkas yang relatif lebih baik dibandingkan dengan unggas air lainnya. Daging ternak entok berkualitas tinggi karena berlemak rendah dengan rasa yang gurih. Ternak entok relatif tahan terhadap serangan penyakit dan mampu menggunakan pakan berkualitas rendah, namun memiliki kelemahan berupa produksi telur yang rendah. Kendati demikian persentase karkas ternak entok yang tinggi, menjadikan ternak entok dapat dijadikan sebagai sumber pangan penghasil protein hewani. Permintaan akan protein hewani dipasaran khususnya daging sangat banyak, sedangkan pasokan di pasaran kurang sehingga diperlukan alternatif untuk pemenuhan protein hewani tersebut, salah satunya dengan meningkatkan populasi ternak entok. Potensi pengembangan budidaya entok sebagai penghasil protein hewani alternatif sangat besar dimana masyarakat Blitar selama ini hanya bergantung pada ayam ras. Oleh karena itu, perlu upaya pembibitan dan pengembangan ternak entok.

Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar bedasarkan latar belakang diatas melaui Bidang Budidaya dan Pengembangan Peternakan Sub Kegiatan Pengembangan Kapastitas Kelembagaan Petani di Kecamatan dan Desa pada tanggal 27 Oktober 2022 di Kantor Desa Rejowinangun Kecamatan Kademangan menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Budidaya Entok untuk Pelaksanaan Program Anti Kemiskinan yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2022. Acara dihadiri oleh Kepala Bidang Budidaya dan Pengembangan Peternakan beserta staf (JFT Medik Veteriner, Pengawas Bibit Ternak dan Pengawas Mutu Pakan), Kepala Desa Rejowinangun serta Konsultan Teknis Kecamatan (KTK) dengan narasumber dari kalangan akademisi yaitu Dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Bagian Minat dan Nutrisi Makanan Ternak Bapak Dr. Ir. Osfar Sjofjan, M.Sc. IPU. ASEAN Eng. dan dari kalangan praktisi (peternak entok) yaitu Anggota Perkumpulan Peternak Mandiri Kademangan (PPMK) Bapak Budi Praseyo dengan jumlah peserta 25 orang. Peserta tersebut diambil dari DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) Dinas Sosial yang selanjutnya dilakukan seleksi oleh Pendamping/KTK kemudian dibuat SK (Surat Keputusan) Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan.

 

Materi pelatihan yang diberikan antara lain tentang karateristik entok, ciri – ciri entok, jenis – jenis entok, keunggulan budidaya entok, tips memilih anakan entok, manajemen pemeliharaan (kandang, pakan, kesehatan dan pasca panen) dan produk dari entok. Masing – masing peserta penerima program menerima bantuan sarana prasarana produksi berupa : 40 ekor bibit entok; 50 Kg pakan konsentrat ayam; dan 100 Kg pakan jadi ayam yang diberikan secara bertahap setelah acara pelatihan selesai. Pasca kegiatan tersebut akan ada pendampingan oleh KTK dan bimbingan teknis dari mitra usaha terkait budidaya, kualitas produk panen dan pembelian/pemasaran hasil panen budidaya. Kegiatan tersebut diharapkan dapat mendukung kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan usaha alternatif dan keterampilan berternak.