GAMBARAN KASUS FASCIOLOISIS (CACING HATI) PADA HEWAN KURBAN DI KABUPATEN BLITAR

GAMBARAN KASUS FASCIOLOISIS (CACING HATI) PADA HEWAN KURBAN DI KABUPATEN BLITAR

drh. Galih Cahyadi S. dan drh. Shinta Levea N. M.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hari Raya Idul Adha diikuti dengan kegiatan pemotongan hewan kurban merupakan momen tahunan yang memerlukan pengawasan pada hewan kurban untuk memastikan bahwa daging dan jeroan hewan kurban yang diedarkan ke masyarakat aman, sehat, utuh dan halal (ASUH). Salah satu penyakit pada ternak ruminansia yang sering disepelekan adalah fasciolosis, penyakit ini disebabkan oleh cacing trematoda Fasciola sp. yang menginfeksi organ hati. Penyakit ini menimbulkan kerusakan pada jaringan hati, pada kejadian penyakit yang parah seringkali hati rusak sehingga tidak layak untuk dikonsumsi dan harus diafkir (dimusnahkan) sebagian atau seluruhnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kejadian dan kerugian ekonomi yang ditimbulkan akibat fasciolosis pada hewan qurban yang disembelih selama perayaan Idul Adha 2023 di Kabupaten Blitar. Diagnosa fasciolosis didasarkan pada temuan parasit dan atau bekas jaringan parut di hati hewan kurban saat pemeriksaan postmortem. Dari sebanyak 16360 ekor hewan yang disembelih di Kabupaten Blitar, 321 ekor (1,96%) mengalami fasciolosis dan harus dilakukan afkir pada organ hati. Kerugian ekonomi diestimasi sebesar 45.600.000 rupiah. Tindakan pencegahan dan pengobatan fasciolosis sangat diperlukan untuk mengurangi dan memberantas kejadian penyakit pada ternak.

 

PENDAHULUAN

            Peringatan Hari Raya Idul Adha disertai dengan kegiatan pemotongan hewan kurban dilaksanakan selama empat hari, mulai tanggal 28 – 31 Juni 2023. Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Blitar bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Jatim Cabang VIII, perangkat desa dan elemen masyarakat melakukan pengawasan dalam pelaksanaan pemotongan hewan kurban dan penyediaan bahan makanan ASUH. Pengawasan meliputi pemeriksaan antemortem hewan kurban sebelum pemotongan dilaksanakan dalam rangka memastikan bahwa hewan yang dipotong sehat. Serta pemeriksaan postmortem yang dilaksanakan dalam rangka memastikan bahwa daging dan organ hewan k

urban yang diedarkan ke masyarakat ASUH.

Kasus fasciolosis pada ternak secara ekonomi menyebabkan kerugian yang sering kali tidak disadari. Kerugian fasciolosis secara langsung yaitu kematian, penurunan berat badan, penurunan karkas, kerusakan hati, penurunan produksi susu dan biaya untuk pengobatan. Selain itu dari aspek kesmavet, adanya infestasi cacing hati menyebabkan pangan tidak aman untuk dikonsumsi. Data mengenai kejadian cacing hati pada hewan kurban, merupakan data yang dapat digunakan untuk evaluasi program pengendalian penyakit.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan selama perayaan Idul Adha pada 28 – 31 Juni 2023 yang berlokasi di 22 kecamatan dan 3 Rumah Potong Hewan di kabupaten Blitar. Data diperoleh dari laporan petugas pemantau yang meliputi dokter hewan, paramedis veteriner, ASN Disnakkan, perangkat desa dan elemen masyarakat. Data pada masing – masing desa kemudian dikumpulkan untuk dianalisis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kejadian fasciolosis pada hewan kurban

No. Kecamatan Total Hewan Kurban Kasus Persentase
1 Wonodadi Sapi 83 3 3.61%
Kambing 618 2 0.32%
2 Udanawu Sapi 101 1 0.99%
Kambing 656 0 0.00%
3 Srengat Sapi 165 3 1.82%
Kambing 937 0 0.00%
Domba 20 0 0.00%
4 Sanankulon Sapi 153 21 13.73%
Kambing 618 19 3.07%
Domba 1 1 100.00%
5 Ponggok Sapi 86 4 4.65%
Kambing 848 12 1.42%
6 Nglegok Sapi 137 8 5.84%
Kambing 757 2 0.26%
7 Garum Sapi 112 7 6.25%
Kambing 521 2 0.38%
8 Talun Sapi 123 9 7.32%
Kambing 623 17 2.73%
9 Wlingi Sapi 107 23 21.50%
Kambing 514 3 0.58%
10 Gandusari Sapi 85 17 20.00%
Kambing 838 31 3.70%
11 Selopuro Sapi 91 10 10.99%
Kambing 513 10 1.95%
12 Doko Sapi 81 7 8.64%
Kambing 472 2 0.42%
13 Kesamben Sapi 97 4 4.12%
Kambing 668 2 0.30%
14 Selorejo Sapi 59 12 20.34%
Kambing 705 20 2.84%
15 Kanigoro Sapi 206 11 5.34%
Kambing 735 10 1.36%
16 Bakung Sapi 50 0 0.00%
Kambing 393 0 0.00%
17 Wonotirto Sapi 34 0 0.00%
Kambing 512 0 0.00%
18 Kademangan Sapi 124 5 4.03%
Kambing 832 12 1.44%
19 Sutojayan Sapi 93 2 2.15%
Kambing 716 3 0.42%
Domba 23 0 0.00%
20 Binangun Sapi 64 2 3.13%
Kambing 701 2 0.29%
21 Wates Sapi 54 3 5.56%
Kambing 350 2 0.57%
22 Panggungrejo Sapi 46 0 0.00%
Kambing 571 0 0.00%
23 RPH Wlingi Sapi 13 2 15.38%
Kambing 3 2 66.67%
24 RPH Srengat Sapi 25 9 36.00%
25 RPH Kademangan Sapi 22 4 18.18%
Kambing 4 0 0.00%
Total / spesies Sapi 2211 167 7.55%
Kambing 14105 153 1.08%
Domba 44 1 2.27%
Total 16360 321 1.96%

 

            Hasil pemantauan penyembelihan hewan kurban selama tanggal 28 – 31 Juni 2023 di Kabupaten Blitar yaitu 16360 ekor yang terdiri dari 2211 ekor sapi, 14105 ekor kambing dan 44 ekor domba. Dari jumlah tersebut, ternak yang mengalami fasciolosis berjumlah 321 ekor (1,96%). Prevalensi fasciolosis pada sapi lebih tinggi dari kambing dan domba dengan kejadian mencapai 7.55%. Hal ini disebabkan karena infeksi bersifat kronis dan berlangsung sedikit – demi sedikit sedangkan pada kambing dan domba bersifat akut (Fatmawati dan Herawati, 2017). Sedangkan prevalensi fasciolosis pada kambing dan domba masing – masing 1.08% dan 2.27%. Pada beberapa kecamatan yaitu Panggungrejo, Wonotirto dan Bakung tidak ditemukan adanya kasus fasciolosis, hal ini kemungkinan disebabkan karena petugas pengawas bukan petugas kesehatan hewan sehingga kurang memperhatikan temuan yang ada.

Selain dari sifat penyakit sistem pemeliharaan dan pakan yang berbeda antara sapi dengan kambing dan domba juga berpengaruh. Kambing dan domba umumnya dipelihara lebih singkat sehingga jumlah fasciola yang ada di tubuh juga lebih sedikit. Pakan hijauan pada ternak kambing juga lebih banyak menggunakan ramban / daun – daunan sehingga jumlah larva fasciola yang dikonsumsi juga lebih sedikit.

 

Kerugian ekonomi yang ditimbulkan akibat fasciolosis

            Kerugian ekonomi akibat fasciolosis meliputi kematian, penurunan berat badan, penurunan karkas, kerusakan hati, penurunan produksi susu dan biaya untuk pengobatan. Pada penelitian ini akan menunjukkan kerugian akibat kerusakan hati yang diafkir.

Hewan Jumlah Rata-rata berat hati (kg) Harga Kerugian
Sapi 167 5 Rp50,000 Rp41,750,000
Kambing 153 0.5 Rp50,000 Rp3,825,000
Domba 1 0.5 Rp50,000 Rp25,000
      Total Rp45,600,000

 

Berat rata – rata hati sapi adalah 5 kg (Ermawati, 2018) sedangkan hati kambing dan domba 0.5 kg (Wardana, 2018). Jika harga perkilogram hati per Agustus 2023 adalah Rp. 50000 maka kerugian yang disebabkan akibat kasus fasciolosis saat penyembelihan hewan kurban tahun 2023 di Kabupaten Blitar mencapai Rp. 45600000

 

Program pengendalian fasciolosis

Fasciola atau cacing hati menyebabkan kerusakan pada jaringan hati. Cacing hati membuat jejas atau jaringan parut pada hati yang tidak bisa diobati atau dikembalikan fungsinya (irreversible), maka dari itu pencegahan, pemeriksaan dan pengobatan rutin sebelum gejala nampak merupakan solusi terbaik untuk mengurangi kerugian yang dialami peternak. Pengobatan cacing hati pada ternak dilakukan dengan pemberian obat anthelmentik, beberapa obat yang sering diguakan yaitu golongan albendazole dan nitroxinil. Praundari dan Hermawati, 2015 menyatakan tingkat kesembuhan fasciolosis terhadap pengobatan dengan nitroxinil lebih tinggi dari pada dengan menggunakan albendazole. Hal ini dibuktikan dengan tidak ditemukannya telur cacing pada feses sapi yang diobati dengan nitroxinil. Program pengendalian fasciolosis perlu disertai dengan sosialisasi mengenai manajemen kesehatan ternak dan pemberian pakan sehingga peternak sadar akan pentingnya menjaga kesehatan ternaknya dan mengurangi kejadian fasciolosis.

 

KESIMPULAN

Merujuk pada tingginya kerugian yang disebabkan oleh fasciolosis maka perlu dilakukan evaluasi mengenai program pengendalian penyakit dan pengawasan kesehatan hewan terutama hewan kurban. Koordinasi lintas bidang dan sektor untuk sinkronisasi program kesehatan hewan perlu ditingkatkan agar tersedianya hewan kurban dan daging kurban yang ASUH serta menekan angka kerugian akibat fasciolosis.

 

Daftar Pustaka

Ermawati, Sri. 2018. Perbedaan Bobot Potong Terhadap Bobot Isi Rongga Dada Sapi Bali Yang Dipelihara Secara Tradisional. Fakultas Peternakan Universitas Mataram

Fatmawati, Mira dan Herawati. 2017. Analisa Epidemiologi Kasus Helmintiasis Pada Hewan Kurban Di Kota Batu 2017. Indonesian Journal Of Halal

Pramundari, Anis dan Hermawati, Wahyu. 2015. Perbandingan Efektivitas Pemberian Nitroxinil Dengan Albendazole Pada Sapi Potong Penderita Fasciolosis Di Wates Kulonprogo. Buletin Laboratorium Veteriner Vol. 15 Nomer 4 Tahun 2015 Balai Besar Veteriner Wates Artikel 5 International Standard Serial Number (ISSN) : 0863-7968 Edisi Bulan : Oktober – Desember

Wardana, Ovan Adi. 2018. Pengaruh Jenis Kelamin Pada Bobot Isi Rongga Dada Dan Perut Kambing Lokal Yang Dipelihara Secara Tradisional Di Lombok.