PRINSIP KERJA PENGGUNAAN RAPID CPV Ag Test Kid PADA ANJING DENGAN DIAGNOSA AWAL Canine Parvovirus

Oleh : drh. LUSIA ADITYANINGTYAS, MM

Canine Parvo Virus (CPV) merupakan virus penyebab penyakit gastroenteritis akut pada anjing. Metode diagnosa yang sering digunakan oleh kalangan praktisi atau pemilik anjing adalah pemeriksaan total lekosit dan penggunaan rapid test.  Dengan adanya penggunaan rapid test CPV diharapkan dapat mempercepat diagnose dan tentunya pengobatan segera dapat diberikan.  Untuk itu perlu diketahui bagaimana cara kerja dan prinsip dasar Rapid CPV Ag Test Kit agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan dan dapat memperoleh sampel dengan yang terdeteksi virus.

Terdapat seekor anjing umur 2,5 bulan dengan berat badan 1 kg Berdasarkan gejala klinis yang timbul yaitu adanya muntah dan diare diagnosa awal anjing dengan adalah Canine Parvovirus.  Untuk memperteguh  apakah terdapat  virus CPV pada anjing dilakukan tes kit dengan mengambil sampel feses segar yang diperoleh dari rektum.  Tes kit yang dipergunakan adalah Rapid CPV Ag Test Kit.

Gambar 1. Rapid Test kit CPV

Rapid tes CPV immunoassay kromatografi adalah deteksi kualitatif  Canine Parvovirus Antigen (CPV Ag) dalam rektum dan feses anjing.  Rapid tes CPV merupakan metode yang paling cepat untuk mendiagnosis infeksi parvoviral dalam feses yang sensitif, sederhana dan cepat (Vakili et al., 2014). Penggunaan rapid tes sendiri dipergunakan untuk deteksi cepat dan dalam kondisi di lapangan meskipun masih harus tetap memerlukan pengujian lebih lanjut.  Menurut Mohyedini et al. (2013) dan Tinky et al. (2015) jumlah partikel virus dalam sampel dapat mempengaruhi hasil uji  sehingga hasil test kit menunjukkan hasil yang negatif walaupun sebenarnya anjing tersebut menderita CPV, hal ini merupakan salah satu kelemahan utama dari tes kit CPV.

Gambar 2. Prinsip Lateral Flow Assay

 

Prinsip Dasar Tes kit CPV :

Sampel feses segar dihomogenkan dengan larutan buffer diteteskan pada sampel pad.  Larutan buffer membawa antigen virus menuju ke membrane nitriselulosa.Membran nitriselulosa bermuaran negative (-) sedangkan Antigen virus bermuatan positif (+).  Sampel kemudian berikatan dengan konjugat pad melalui dan membrane nitriselulosa.  Dengan daya kapilaritas maka konjugat dan sampel bersentuhan dengan antibodi.Jika sampel mengandung antigen CPV, hasilnya terlihat sebagai garis merah dalam waktu 10 menit pada garis uji. Fluida terus bermigrasi dan kemudian mengikat konjugasi kontrol, sehingga menghasilkan garis kontrol merah lainnya.  Garis linier berwarna merah muda di bawah atau diatas garis tes merupakan area kontrol sebagai indikasi bahwa uji telah dilakukan dengan baik (Kamal et al, 2016).

Gambar 3. Hasil tes kit positif pada anjing

Hasil pada rapid test CPV anjing diperoleh dua strip pada test kit CPV (sampel positif) sehingga diperoleh kesimpulan terdapat infeksi virus Canine Parvovirus.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Vakili N, Mosallanejad B, Avizeh R, Shapouri S,Pourmahdi M (2014). A comparison between PCR and Immunochromatography assay (ICA) in diagnosis of hemorrhagic gastroenteritis caused by Canine parvovirus.Arch. Razi Inst. 69 (1): 27-33.

Mohyedini S, Jamshidi S, Rafati S, Nikbakht GHR, MalmasiA, Taslimi Y, Akbarein H (2013). Comparison of immunechromatographic rapid test with molecular method in diagnosis of canine parvovirus. Iran. J. Vet. Med. 7(1): 57-61.