PENINGKATAN LEVEL BIOSECURITY DI PASAR HEWAN TERPADU WLINGI UNTUK KEWASPADAAN TERHADAP PENYAKIT LSD
Oleh : drh. Eka Yanuarti
Setelah beberapa pekan untuk pasaran sapi di Pasar Hewan Terpadu Wlingi sempat ditutup karena kebijakan dari pemerintah terhadap tanggap darurat penyebaran penyakit PMK, akhirnya pasar sapi kembali dibuka pada minggu awal November 2022.
Antusiasme para pedagang sapi dan molang sangat tinggi, terutama yang berasal dari pelosok Kabupaten Blitar. Pada minggu akhir November, berdasarkan himbauan dari Pemerintah setempat, kembali oleh pengelola pasar dan dokter hewan penanggung jawab Pasar melakukan koordinasi untuk menaikkan level Biosecurity sebagai bentuk pencegahan penyakit LSD yang mulai merebak di beberapa daerah di Indonesia.
Biosecurity adalah kondisi dan upaya untuk memutuskan rantai masuknya agen penyakit ke lokasi yang baru. Biosecurity Pasar Hewan yang diprioritaskan adalah yang terletak di pintu depan (penarikan retribusi kendaraan dan hewan yang masuk), serta kolam dipping untuk pencelupan roda/ban kendaraan pengangkut hewan, dan semua kendaraan pengunjung pasar.
Ditambahkan lagi dengan penyemprotan desinfektan secara manual oleh petugas pasar untuk kendaraan. Hal ini bertujuan untuk memperketat biosecurity, karena hewan dan pedagang yang masuk dari Wlingi beberapa juga berasal dari daerah Malang Raya. Tentu sangat menjadi resiko agen penularan jika tidak ada screening di pintu depan retribusi. Pengecekan hewan oleh dokter hewan dan paramedic masih tetap dilakukan, terutama sapi yang berasal dari luar Blitar.
Untuk penyait LSD Lumpy Skin Disease (LSD) adalah penyakit kulit infeksius yang disebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus (LSDV)/Pox virus, untuk sekarang masih belum ditemukan di Kabupaten Blitar. SebagaiĀ salah satu lokasi atau titik tempat berkumpulnya hewan yang berasal dari banyak tempat, menjadi suatu keharusan untuk menerapkan biosecurity agar tidak menjadi media/tempat penularan serta penyebaran penyakit LSD.